Senin, 20 Maret 2017

sejarah pahlawan ranggong daeng romo

Biografi Ranggong Daeng Romo, Tokoh Kemerdekaan dari Sulawesi Selatan

   Profil Ranggong Daeng Romo   

Biografi Ranggong Daeng Romo, Tokoh Kemerdekaan dari Sulawesi Selatan
Nama Lengkap : Ranggong Daeng Romo
Agama : Islam

Tempat Lahir : Bone-bone, Polongbangkeng, Sulawesi Selatan

Tanggal Lahir : 1915

Meninggal : Markas besar Lapris, Langgese, 27 Februari 1947

Warga Negara : Indonesia

Istri : Bungatubu Daeng Lino

Gelar : Pahlawan Nasional

   Biografi Ranggong Daeng Romo   

Ranggong Daeng Romo, Pahlawan Nasional ini dikenal punya solidaritas yang tinggi antar sesama. Ia berusaha bersimpati dengan nasib rakyat Indonesia yang berada dalam belenggu penjajahan. Ia pun tak sungkan untuk mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap penjajah. Ia merupakan putra tertua dari 6 bersudara, pernah bekerja untuk Jepang di perusahaan pembelian padi mereka. Namun akhirnya ia menyadari kenyataan pahit bahwa hasil bumi yang dikumpulkan tersebut juga berasal dari rakyat pribumi yang diminta secara paksa menyerahkan hasil bumi mereka.

Ia pun memilih untuk berhenti dari pekerjaan tersebut. Jasa besarnya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah turut serta dalam pembentukan organisasi Gerakan Muda Bajeng (GMB). Ini merupakan organisasi perjuangan yang berasal dari Polombangkeng. Sebelumnya, Daeng Romo pernah diminta bergabung bersama Barisan Pemuda Seinendan. Bahkan karena kecakapannya, ia juga ditunjuk sebagai pemimpin untuk organisasi tersebut.

Selama bersama GMB, Daeng Romo pernah diberikan kepercayaan untuk mengepalai atau menjadi komandan barisan pertahanan terutama untuk daerah Moncokomba. Organisasi tersebut mengalami pergantian nama pada 2 April 1946, dari yang semula GMB berubah menjadi Laskar Lipan Bajeng. Visi dan misi mereka tetap, yaitu untuk membela Tanah Air yang baru saja merdeka. Ia juga ditunjuk untuk menjadi ketua dari laskar tersebut. Beberapa laskar dari Sulawesi Selatan termasuk laskar yang dipimpinnya melakukan pertemuan. 

Akhirnya ditemukan kesepakatan bersama dan semua laskar tersebut bergabung menjadi satu dengan nama Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS). Disini Daeng lagi-lagi dipercaya untuk menjadi ketua. Peperangan pertama terjadi pada 21 Februari 1946. Ia bersama seratus orang lain melakukan penyerangan terhadap pihak Belanda. Serangan itu dimulai dari Makassar di bagian Selatan.

Belanda tidak mau kalah, sehingga peperangan hebat pun terjadi yang berakhir dengan kematian beberapa anggota LAPRIS. Sayangnya Ranggong juga terbunuh dalam aksi tersebut. Ia meninggal pada 27 Februari 1947. Jazadnya dibawa ke Bangkal untuk dimakamkan. Atas jasa-jasanya, Ranggong Daeng Romo diberikan gelar Pahlawan Nasional sesuai dengan ketetapan SK presiden RI no. 109/tk/tahun 2001.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar